Musik adalah media bagi para musisi untuk menyampaikan apa yang mereka rasakan, apa yang ingin mereka utarakan, apa keresahan mereka, dan semuanya itu dibalut dengan alunan nada-nada, kebanyakan disematkan lirik, dan jadilah sebuah lagu.
Bicara soal menyampaikan perasaan, Silampukau, grup musik folk asal Surabaya ini punya lirik unik dan musik yang sungguh enak untuk dinikmati. Kita akan dibawa menjadi seorang kekasih yang jauh dari pasangannya lewat lagu Puan Kelana.
Kita akan mendalami kisah orang yang pergi meninggalkan rumahnya untuk mengadu nasib di luar kota lewat Lagu Rantau (Sambat Omah). Kita juga bisa membayangkan sebuah sudut di kota Surabaya yang digambarkan dengan sangat indah lewat Malam Jatuh di Surabaya.
Ya, Silampukau memiliki racikan musiknya sendiri yang membuat mereka mudah disukai dan dikenali. Simak perjalanan duo yang akan menjadi salah satu line up di Guinness Smooth Session berikut.
Silampukau adalah Kharis Junandharu dan Eki Tresnowening. Ide awal berdirinya Silampukau berasal dari Kharis yang jenuh dengan aktivitas musiknya. Grup yang dibentuk Kharis enggan untuk dilanjutkan lebih jauh lagi. Eki yang mengawali karier musik justru sebagai manajer band, akhirnya memutuskan untuk mencoba bernyanyi.
Kharis akhirnya bertemu dengan Eki, yang saat itu tergabung dengan band Stunning Bird. Eki dan Kharis bermain bersama di salah satu orkes keroncong binaan Jathul Sunaryo, tokoh keroncong di Kampung Petemon.
Dari pertemuan itu, mereka berdua sepakat untuk membentuk sebuah grup folk bernama Silampukau. Silampukau memiliki arti kepodang atau burung kuning keemasan yang indah dengan memiliki kicauan yang sangat merdu. Silampukau memiliki keinginan untuk mengembalikan citra kota Surabaya sebagai "gudangnya" musik folk, musik rakyat yang sederhana dan jujur apa adanya.
Keduanya kemudian banyak menghabiskan waktu untuk menulis lagu bersama dan akhirnya mereka merekam single perdana yang berjudul 'Berbenah'. Tak berhenti sampai di situ, mereka juga merekam album mini secara live bertajuk 'Sementara Ini' pada tahun 2009.
Mini album ini berisi empat lagu yaitu Cinta Itu, Hey, Sampai Jumpa, dan Pagi. Kehadiran single dan mini album Sementara Ini membuat Silampukau mendapatkan respons positif dari penggemar musik, khususnya pecinta musik folk di Indonesia. Panggung ke panggung pun mereka jelajahi.
Butuh waktu agak panjang hingga akhirnya Silampukau merilis album penuh perdana mereka, Dosa, Kota, & Kenangan, yaitu di tahun 2015. Bagi duo ini, waktu yang panjang tersebut bukan berarti sia-sia, namun dihabiskan untuk proses kreatif demi terwujudnya album ini. Betul saja, album ini berisikan lagu-lagu yang sangat mudah untuk disukai.
Liriknya begitu dalam, dibalut dengan alunan musik yang indah. Semuanya berlatar tentang kota Surabaya, namun memiliki "cerita" masing-masing di tiap lagunya. Cara tutur Silampukau sangat jujur dan apa adanya. Mereka tak berusaha menjadi "pengamat", namun sebagai orang yang memang terpapar akan segala yang ada di kota Surabaya beserta semua kejadian yang ada. Hasilnya? Album yang memukau!
Sebagai salah satu line up di Guinness Smooth Session, akan seru menikmati penampilan Silampukau sambil duduk santai dan ditemani Guinness Smooth yang memberikan rasa bir yang berbeda dan menemukan momen nyore bareng temen-temen.
Selain penampilan Silampukau, akan ada penampilan dan kejutan lainnya dari The Adams, Navicula, Seringai, dan masih banyak lagi. Buruan dapatkan tiketmu sekarang!