Pure Saturday: Legenda Hidup Musik Independen Bandung

Date post: 28 Juli 2022
SHARE IT:

Jika bicara tentang band indie kota Bandung, nama Pure Saturday pasti selalu ada di situ. Band yang sudah malang melintang sejak tahun 90an ini masih eksis hingga saat ini. 


Perjalanan panjang mereka pun menarik untuk diikuti dan dijadikan inspirasi bagi mereka yang ingin terus berkarya walau lewat jalur independen. Sebagai salah satu line up di Guinness Smooth Session, kurang lengkap jika kita tidak membedah cerita Pure Saturday yang dikenal lewat hits "Kosong" ini. Simak yuk!


Bertemu di hari Sabtu

Adalah Suar, Aditya, Yudistira, Ade, dan Arief yang memiliki kegemaran akan musik sekaligus memainkan musik. Akhirnya mereka memutuskan untuk membuat sebuah band di tahun 1994. Sebuah gudang rumah yang merupakan bekas pabrik gitar yang letaknya tak jauh dari rumah Suar menjadi tempat mereka bertemu, berlatih, dan menulis lagu bersama. 


Akhirnya dipilih nama Pure Saturday sebagai nama grup yang mereka dirikan karena hari Sabtu adalah hari di mana mereka sering bertemu untuk latihan dari pagi hingga menjelang dini hari. Jadi bisa dibilang, hari Sabtu adalah murni atau pure sebagai hari khusus 5 sekawan ini membangun band mereka. 


Tentu saja, acara "kumpul-kumpul" mereka membuahkan hasil yang manis, Pure Saturday memenangkan Festival Musik Unplugged se-Jawa dan DKI Jakarta di tahun 1994 sebagai juara pertama kategori umum. Hal ini tentu makin menyulut semangat Pure Saturday untuk lebih serius lagi dalam bermusik dan menulis lagu.


Di tahun 1996, Pure Saturday merilis album perdana berjudul sama yakni, Pure Saturday. Album ini didistribusikan lewat majalah remaja yang tengah hits saat itu dan berhasil terjual sebanyak 5000 kopi serta mendapatkan respon positif dari penikmat musik, khususnya di daerah Bandung. 


Dari delapan lagu yang ada dalam album tersebut, lagu Kosong terpilih untuk dibuat video klipnya. Keputusan ini sangat tepat karena dengan adanya video klip tersebut, Pure Saturday makin dikenal luas. Lagu Kosong pun menjadi anthem dari Pure Saturday yang rasanya selalu wajib untuk dibawakan di setiap penampilan mereka.


Secara musikalitas, Pure Saturday memiliki ramuan yang cukup unik. Terpaan musik keras yang terjadi saat itu, membuat Pure Saturday memadukan musik ballads atau medium tempo namun tetap terdengar gahar. Akhirnya bisa dibilang Pure Saturday memiliki keunikan dibandingkan dengan band-band lainnya yang tengah menjamur saat itu. 


Bahkan bisa dibilang Pure Saturday termasuk salah satu pelopor musik independen, khususnya indie pop dan rock yang memberikan nuansa tidak mainstream pada karya-karyanya.


Album kedua Pure Saturday, Utopia, dirilis pada tahun 1999. Karena kesibukan dengan keluarga dan bisnis masing-masing, Pure Saturday sempat vakum beberapa tahun. Di tahun 2004, akhirnya Suar, memutuskan untuk mengundurkan diri dari Pure Saturday. Satria "iyo", sang manajer band, akhirnya didaulat mengisi posisi vokalis. 


Dengan formasi ini, Pure Saturday merilis album ketiga yang berjudul Elora pada tahun 2005. Selanjutnya, Pure Saturday terus produktif dan menghasilkan album Time for A Change..Time to Move On pada tahun 2007 dan Grey pada tahun 2012.


Di luar kesibukan mereka, Pure Saturday patut diacungi jempol karena masih bisa tetap produktif dan konsisten memberikan nuansa ala hari Sabtu yang menjadi ciri khas mereka.


Saksikan Pure Saturday di Guinness Smooth Session

Paling enak menyaksikan lagu Kosong dibawakan Pure Saturday, sambil menikmati Guinness Smooth yang memberikan rasa bir yang beda. 

Selain Pure Saturday, akan ada penampilan dari Navicula, The Adams, Ardhito Pramono dan masih banyak kejutan lainnya. Dapatkan langsung tiketmu dan sampai ketemu di Hutan Kota GBK tanggal 30 Juli 2022 dan temukan momen nyore bareng temen-temen!

Other Article