Waktu scrolling di Instagram mungkin kamu pernah liat foto-foto yang vibes-nya klasik terus ada efek grayed out, dan grainy-nya. Kemudian ditutup dengan caption #analog atau #35mm. Jika pernah, kamu tahu gak foto-foto tersebut diambil dengan kamera analog? Betul, kamera analog yang itu tuh, yang pake film terus perlu dikokang dulu setiap mau dijepret!
Nah, fotografi dengan kamera analog emang lagi booming banget nih di kalangan milenial. Gak heran soalnya hasil foto dari kamera jaman jebot ini punya karakter yang beda dibanding kamera-kamera digital. Kamu gak akan menemukan hasil foto yang seotentik itu, terus pengalaman jepretnya pun berbeda dari mirrorless ataupun DSLR.
Gak ada tuh kamu langsung review hasil foto kalau pakai kamera film, terus bisa langsung delete dan foto ulang kalau hasilnya jelek sampai memori habis. Di kamera analog, hasil foto baru bisa kamu lihat ketika filmnya sudah dicuci. Terus, satu roll film pun jumlah shot-nya terbatas, jadi kamu mesti bener-bener peka dengan momen dan situasi biar hasil foto jadi sempurna.
Emang kedengarannya ribet tapi setiap foto yang berhasil dipotret memiliki aura dan ceritanya tersendiri. Tertarik ingin mencoba? Tenang, kamera analog beserta film yang digunakan harganya sudah relatif terjangkau kok. Terus juga caranya penggunaannya gak sesulit yang kamu bayangkan! Yuk, simak tipsnya!
Sebelum mulai jeprat-jepret dan hasilnya malah zonk, kamu mesti perhatikan enam tips berikut sebelum menggunakan kamera film. Jika diikuti dengan benar hasil fotomu pasti gak akan zonk atau hangus.
Langkah pertama untuk menguasai kamera analog adalah memilih tipe yang tepat untuk kamu gunakan. Hal ini jangan sampai kelewatan ya, soalnya ada banyak jenis kamera analog yang tersedia di pasaran.
Kalau untuk pemula, kamu bisa menggunakan kamera film yang berjenis pocket. Soalnya, kamera pocket analog ini memiliki bentuk yang compact serta penggunaannya jauh lebih praktis daripada SLR. Kamu tinggal nyalakan kamera, arahkan ke objek terus jepret deh. Terus tinggal dikokang untuk memotret frame selanjutnya.
Setelah cocok dengan kamera yang dipilih, selanjutnya kamu perlu memilih film yang sesuai. Jangan salah, banyak tersedia jenis film yang dapat kamu gunakan, dan perlu disesuaikan dengan objek dan suasana yang kamu inginkan.
Sebagai contoh, roll film dapat dibagi jadi yang berwarna dan black and white. Terus ada yang tersedia dalam 24 dan 36 shots di setiap rollnya. Nah, jangan lupa, setiap varian roll film juga memiliki tingkat ISO atau kepekaan cahaya yang berbeda. Mulai dari 100 hingga 3500, dan juga setiap roll film memiliki ukuran berbeda.
Umumnya untuk kamera pocket dan SLR memiliki ukuran 35mm. oh iya, roll film juga memiliki masa expired, lho. Kalau kamu ingin foto yang lebih unik dengan ada tambahan efek yang hanya ada di kamera analog, bisa menggunakan film yang sudah kadaluarsa. Namun jika ingin hasil yang normal dan jernih bisa pilih roll film yang masih dalam masa pakai.
Kamera sudah di tangan, roll film sudah disiapkan sekarang saatnya memasukkan roll film ke dalam kamera. Aturan penting dalam main kamera analog adalah jangan sampai kamu biarkan film terpapar cahaya ketika dipasang ke kamera ataupun dikeluarkan.
Soalnya jika terpapar setiap frame bisa terbakar dan hasil foto kamu bisa hilang. Namun ada toleransi ketika memasukkan roll film kamu masih bisa kok memasangnya di tempat terbuka atau ada cahaya. Namun ketika ingin dikeluarkan, pastikan kamu sudah menggulung filmnya terlebih dahulu sebelum dicabut.
Soalnya kalau kamera kamu buka ketika film masih terhubung dengan pengokang, setiap framenya bisa terbakar. Jadi pastikan kamu gulung, ketika sudah baru kamu bisa membuka kamera dan mengambil filmnya.
Baca juga: Ingin Belajar Fotografi secara Otodidak? Ini Panduannya!
Jika menggunakan kamera digital, kamu pasti melihat light meter yang menunjukkan tingkat cahaya yang akan dipotret. Begitu pun di kamera analog, kamu bisa menggunakan light meter yang ada untuk menentukan tingkat pencahayaan foto.
Akan tetapi, kamu perlu memperhatikan dengan detail tingkat cahaya di setiap frame yang akan diambil. Soalnya, ketika foto yang diambil terlalu gelap, kamu tidak bisa menghapus frame tersebut kemudian memfoto ulang. Ingat, kamera analog hanya bisa mengabadikan momen dalam jumlah terbatas.
Filmnya sudah habis digunakan? Jika begitu, sekarang saatnya mencuci dan scan hasilnya di lab foto yang resmi dan terpercaya. Jangan sampai asal pilih tempat ya, soalnya proses develop film juga akan menentukan hasil foto yang sudah kamu ambil.
Jadi, pastikan kamu memilih tempat yang memang bagus, resmi, terpercaya dan berpengalaman. Kemudian, kamu juga jangan lupa untuk meminta scan pada hasil foto yang sudah dicuci. Ini penting juga biar hasil foto kamu bisa di-upload ke Instagram.
The last but not least, jangan menyerah kalau hasil foto yang diambil ternyata hangus, gak fokus atau pencahayaannya kurang ya. Memang, menggunakan kamera analog itu perlu teknik dan latihan yang banyak biar hasil fotonya cantik dan unik.
Enam tips di atas wajib kamu ikuti agar mudah menguasai teknik kamera analog. Sambil liat-liat hasil fotonya, jangan lupa buka Guinness Smooth dan temukan rasa bir yang beda!