Saatnya Kembali Menunggang Badai Bersama Barasuara

Date post: 28 Juli 2022
SHARE IT:

Buat kamu yang menyukai musik Indonesia, khususnya musik jalur independen atau yang biasa disebut musik indie pasti sudah mengenali band yang satu ini. Lewat musik dan penampilannya yang enerjik, siapa saja akan terkesima menyaksikan penampilan Barasuara. Band yang beranggotakan 6 orang ini kerap tampil dari panggung ke panggung, bahkan memiliki tour untuk promosi albumnya sendiri, dan puncaknya adalah mendapatkan penghargaan sebagai Karya Produksi Alternatif Terbaik di Anugerah Musik Indonesia 2016.


Biar lebih kenal dengan band yang akan menjadi salah satu line up utama Guinness Smooth Session 2022 ini, yuk simak biografinya!


Berawal dari Iga Massardi


Adalah Iga Massardi, yang sebelumnya dikenal sebagai gitaris dari grup musik indie The Trees And The Wild, mengundurkan diri dari grup tersebut dan berkeinginan untuk membuat solo album. Keinginannya tersebut urung untuk dilakukan, alih-alih membuat solo project-nya sendiri, ia ingin membentuk sebuah band baru. Bermodalkan lagu-lagu yang sudah ditulisnya, ia kemudian mengajak TJ Kusuma (gitar), Gerald Situmorang (bass), Marco Steffiano (drum), Asteriska (vokal), Puti Chitara (vokal). Secara resmi Barasuara "lahir" pada tahun 2012.


Iga Massardi yang tadinya hanya bermain gitar di The Trees and The Wild, kini menjadi pemain gitar, vokalis, sekaligus leader di Barasuara. Iga menemukan kebebasan yang tidak didapatkan sebelumnya ketika bergabung dengan beberapa grup band dan kini bisa menuangkan dengan penuh apa yang ada di dalam pikirannya. Setelah menyatukan "kepala" personilnya, akhirnya Barasuara melakukan penulisan dan pembuatan lagu-lagu yang akan menjadi cikal bakal album perdana mereka. 


Penampilan perdana Barasuara terjadi di salah satu coffee shop di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, pada tahun 2014. Di sini terlihat dari awal Iga Massardi yang selalu menggunakan batik di setiap penampilannya sebagai statement kecintaannya akan Indonesia. Hal ini juga bisa dilihat dari semua lagu Barasuara yang menggunakan bahasa Indonesia.


Akhirnya di tahun 2015, Taifun menjadi titel album perdana dari Barasuara yang berisikan 9 lagu. Album ini disambut dengan sangat baik dan membawa Barasuara pada kepopuleran berkat single Bahas Bahasa dan Sendu Melagu. Di tahun 2016 Barasuara melakukan tur sebagai rangkaian promo album Taifun. Barasuara hadir di 6 kota yaitu Yogyakarta, Malang, Surabaya, Surakarta, Bandung dan Jakarta. Rangkaian tur ini hampir selalu dipadati penonton dan makin memantapkan popularitas Barasuara di kancah musik Indonesia.


4 tahun setelah album Taifun, di tahun 2019 album Pikiran dan Perjalanan menjadi album kedua Barasuara. Sama seperti album sebelumnya, ada 9 lagu yang ada di dalam album ini, tentu masih dengan lirik berbahasa Indonesia. Secara musikalitas, Barasuara lebih mengeksplorasi banyak hal di lagu ini, terutama dari segi aransemen hingga mixing mastering yang menjadikan album ini terdengar "megah". 


Yang menarik, tak berapa lama kemudian dirilis album PQ-Race dan Perjalanan yang mana berisi interpretasi lagu Pikiran dan Perjalan oleh masing-masing personil Barasuara. Hasilnya? Satu lagu yang menarik untuk disimak karena walau hanya terdiri dari satu lagu, namun perbedaan eksplorasi dari masing-masing personil membuatnya makin berwarna.


Kembali Menunggang Badai di Guinness Smooth Session!

Para penunggang badai atau fans Barasuara bisa menyaksikan penampilan idolanya secara langsung di Hutan Kota GBK. Hal ini akan menjadi salah satu pengalaman yang menarik, karena di samping penampilan line up seperti Seringai, The Adams, Navicula, dan Pure Saturday, akan ada kejutan lainnya yang hadir di gelaran ini. Kamu bisa dengan santai dan menemukan momen nyore bareng temen-temen sambil menikmati penampilan musisi yang tampil sambil membuka Guinness Smooth untuk merasakan sensasi rasa bir dan menonton konser yang beda!

Other Article